Selamat Datang di blog mas Teddy .... sebagian artikel di blog ini juga terdapat di
kompasiana.

Jumat, 17 Februari 2012

Nama Saya 'Mangun'

Dulu, sewaktu masih bekerja di sebuah perusahaan kontraktor di Papua, saya sering berinteraksi dengan orang-orang dari Dinas PU. Setelah cukup lama bergaul dengan mereka, saya bisa menarik kesimpulan, jika pimpinannya (entah itu Kasubdin (kepala sub dinas) atau Kabagpro (kepala bagian proyek)) orang Jawa maka kebanyakan anak buahnya/stafnya juga orang Jawa. Begitu juga jika pimpinannya orang Batak, anak buahnya kebanyakan orang Batak. Jika pimpinannya orang Toraja, anak buahnya juga orang Toraja. Jika pimpinannya orang Manado, anak buahnya juga orang Manado.

Suatu saat saya ditempatkan di sebuah proyek yang Kepala Bagian Proyeknya orang Batak. Bisa ditebak, kebanyakan anak buahnya juga orang Batak. Namun demikian, ada seorang staf proyek yang namanya menarik perhatian saya. "Mangun." demikian dia menyebut namanya saat kami berjabat tangan, saling memperkenalkan diri. Wah ... ada orang Jawa nyempil di tengah kerumunan orang Batak, pikir saya. Saya tidak tahu nama lengkapnya siapa. Saya pun hanya bisa menebak-nebak sendiri, mungkinkah Mangun Prawiro, Mangundiharjo atau mungkin Mangundikromo. Entahlah.

Pernah saya perhatikan dia ngomong pakai bahasa Jawa, ketika dia sedang ngobrol dengan atasan saya. Seneng rasanya ketemu saudara satu suku di tengah hutan belantara Papua. Dalam sebuah kesempatan, saya bertanya (dalam bahasa Jawa, tentunya), "Jawanya mana, Pak Mangun?"
"Oh ... saya dari Malang." jawabnya singkat.
"Oh ... Jawa Timur. Saya juga Jawa Timur, juga dari Ma .... Magetan, tapi." balas saya sambil sedikit bercanda.

 Suatu ketika, tiba waktunya pemeriksaan progres pekerjaan untuk penagihan termin. Dalam laporan pemeriksaaan progres pekerjaan tercantum sebuah nama yang cukup asing, 'Eduard Simangunsong' (kordinator pengawas lapangan). Saya pun bertanya kepada atasan saya, "Siapa Eduard Simangunsong ini, Pak?"
"Ya itu, ..... Pak Mangun." jawab atasan saya.
"Lho ... katanya dari Malang. Ternyata Batak juga !" jawab saya dengan nada tidak percaya bercampur geli.
"Ya ... dia itu istrinya orang Malang, lama kuliah di Malang ... mungkin juga SMA-nya juga di Malang."
"Pantesan lancar ngomong bahasa Jawa!"

Pak Mangun ... Pak Mangun ..... kirain Mangun Prawiro atau Mangundiharjo, gak tahunya Eduard Simangunsong!

Entah kenapa, saya jadi teringat dengan Maruli Sitompul, aktor watak yang bermain sangat bagus sebagai pejuang Jawa dalam film "November 1828" karya sutradara (alm) Teguh Karya.

0 komentar:

Posting Komentar

Featured Posts Coolbthemes